Dalam beberapa tahun belakangan ini, trend startup di Indonesia kian menjamur dalam berbagai sektor. Banyak pengamat menilai, trend ini akan terus berlanjut karena pasar tanah air masih sangat luas dan menggiurkan bagi para investor.
Jika diingat-ingat, perusahaan rintisan (startup) mulai booming dan menjamur di Indonesia pada tahun 2015. Dan menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), pada tahun tersebut ada sekitar 62 startup anak bangsa yang mendapatkan dana segar, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Di tahun yang sama, pemerintah juga ikut menyampaikan dukungan dengan menargetkan untuk menciptakan 1.000 technopreneurs dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.
Fakta tersebut tentu saja sangat menggembirakan dan mendongkrak rasa percaya diri pala pelaku di industri tersebut. Apalagi jika melihat penetrasi internet dan smartphone yang kian meningkat pesat dan didukung masyarakat Indonesia yang sangat gemar menggunakan ponsel pintarnya.
Maka sangat wajar, banyak pengamat yang menilai bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi yang besar dalam perkembangan startup dimasa depan.
Dikutip dari laman katadata.co.id yang dipublikasikan pada bulan april 2022. Indonesia masuk 10 besar dengan jumlah perusahaan rintisan (startup) terbanyak di dunia pada tahun 2022.
Tercatat, ada 2.346 startup di dalam negeri. Jumlah ini menempatkan Indonesia berada di urutan kelima terbanyak di dunia. Fakta yang sangat mengejutkan sekaligus menggembirakan tentunya.

Amerika serikat merupakan negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia, yakni sekitar 71.505 startup. Mungkin kebanyakan dari kamu tidak terkejut dengan fakta ini, karena startup dari negeri paman sam itu sudah sangat familiar dan mungkin kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Daftar selanjutnya adalah negara India yang menempati posisi kedua dengan jumlah 13.244 startup. Britania Raya menduduki urutan ketiga dengan total 6.258, dan Kanada menempati posisi keempat dengan jumlah sebanyak 3.332 startup.
Dari jumlah startup itu, hanya ada 2 perusahaan yang berstatus decacorn alias memiliki valuasi mencapai US$10 miliar. Kedua perusahaan itu adalah Gojek dan J&T Express. Dimana Gojek kemudian merger dengan unicorn Tokopedia, dan membentuk perusahaan baru yang bernama GoTo.
Selain Decacorn, Indonesia juga memiliki 9 startup yang berstatus Unicorn atau memiliki valuasi sebesar US$1 miliar. Perusahaan itu adalah Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, Ovo, Akulaku, Xendit, Ajaib, Kopi Kenangan, Tiketdotcom.
Dengan jumlah startup terbanyak ketiga di dunia, sebenarnya Indonesia masih tertinggal, karena hanya mampu memiliki 2 Decacorn dan 9 Unicorn saja.
Angka ini masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Singapura yang memiliki 19 Unicorn dari 1013 startup. Bisa dibilang, Indonesia menang dalam jumlah, tetapi nilai pendanaan startup masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan Singapura.
Meskipun perkembangan startup yang sedang melaju pesat ini sedikit mengalami hambatan, akibat pandemi covid 19 serta perang yang terjadi di Ukraina dan Rusia yang belum usai. Hambatan tersebut membuat perusahaan tidak bisa melaju mulus seperti sebelumnya dan mau tidak mau harus memangkas karyawannya guna menstabilkan perusahaan.
Akan tetapi, banyak yang tetap optimis dengan perkembangan perusahaan startup tanah air akan kembali melaju cepat setelah meredanya virus corona dan sebagian besar masyarakat indonesia juga sudah menerima vaksin covid 19.

Para pengamat juga menilai akan ada banyak startup di tanah air yang akan mendapatkan dana segar dari para investor dalam negeri maupun luar negeri ditengah covid 19 yang sudah mereda dan geopolitik dunia yang tidak stabil.
Semoga dengan dana segar dari para investor itu membuat banyak perusahaan rintisan tanah air kembali pada jalur yang benar dan mampu menelurkan unicorn decacorn baru di Indonesia.